Dewasa Semakin Takut Kehilangan.

Setahun terakhir ini aku merasakan sesuatu yang dulu selalu aku hiraukan, yaitu tentang ditinggalkan.
Semakin dewasa dan semakin bertambahnya umur, perasaan itu semakin bergejolak, takut.. 
Semakin sadar bahwa hidup ini sangat singkat, dan kita tidak tahu berapa lama lagi hidup kita di dunia ini.


Yang selalu terbesit dipikiranku adalah tentang..
'Suatu saat nanti orang tuaku akan meninggalkanku..'
'Bagaimana caranya aku menghadapi kehilangan itu?'
'Apa aku akan siap menghadapi itu'
'Engga, aku gak bisa hidup tanpa mereka, aku tidak bisa membayangkannya, aku ingin mereka selalu ada disisiku.'

Dadaku seketika terasa panas, dan aku hampir menangis setiap kali membayangkannya..
Sungguh aku tidak siap, dan aku rasa tidak ada satu orang pun yang siap untuk ditinggalkan.
Terutama dengan orang tua..

Aku selalu bersyukur karna sampai saat ini keluargaku masih lengkap, dan aku harap mereka selalu sehat dan berumur panjang..
Aku ingin membahagiakan dan membanggakan mereka, walau sulit karna background dan masa lalu kami yang kurang baik..
Tapi aku ingin terus berusaha, menepis semua gengsi dan egoku.
Karna aku tidak ingin menyesalinya..
Aku tidak ingin ditinggalkan dalam keadaan penuh penyesalan, aku ingin membuat mereka bahagia!

Setiap kali aku melihat dan membayangkan orang-orang yang ditinggalkan oleh orang tersayang mereka, aku selalu merasa bahwa mereka orang paling kuat.
Aku tidak sanggup membayangkan perasaan mereka yang ditinggalkan.


Beberapa bulan yang lalu ada sebuah kejadian selama aku di perjalanan pulang dari kantor Sabtu itu.
Jalanan cukup padat dan macet, hari itu sudah gelap. Jalanan diterangi oleh cahaya lampu jalanan, kendaraan, toko dan gedung di sekitarnya.
Kok tumben sepadat itu? Feeling ku mengatakan 'Sepertinya ada kecelakaan lalu lintas', dan yap benar saja. Aku mendengar suara sirine polisi dan ambulans. 

Jantungku berdegup kencang, tubuhku merinding dari ujung kaki hingga kepala, sesak. Itu aku rasakan ketika aku melihat polisi dan paramedis sedang berusaha mengangkat kantung berwarna kuning itu untuk dimasukan ke dalam ambulans. 'Ada korban meninggal?'

Perasaanku campur aduk, dan yang terbesit dikepalaku saat itu juga adalah 
'Bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan?'
'Bagaimana perasaan mereka ketika pagi pamit berangkat kerja, malamnya dapat kabar duka?'

Ahh, sepanjang jalan aku tidak bisa berpikir jernih, sempat terpikir untuk melipir sebentar hanya untuk memastikan Abi baik-baik saja. Karna Abi kerja ditempat yang jauh hingga ia harus pulang seminggu sekali, dan hari itu hari dimana Abi pulang ke rumah.

Tapi akhirnya aku putuskan untuk melanjutkan perjalanan, tentu dengan perasaan campur aduk dan air mata yang tidak bisa berhenti mengalir.

Sesampainya di rumah aku memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.


Ini adalah pertama kalinya, pertama kalinya dalam hidupku merasakan bulu kudukku berdiri semua dan dadaku sesak akibat melihat kecelakaan.

Dan sejak saat itu juga perasaan ini selalu dihantui dengan ketakutan akan ditinggalkan.
Dan tanpa aku sadari, peristiwa ini sangat membantuku untuk melunakan hati dan ego.



-




Aku si manusia biasa, aku tidak tahu kapan maut akan datang menghampiriku dan keluargaku. Tapi aku selalu berharap dan berdoa, semoga kita semua dilindungi dari segala sesuatu yang buruk. Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan jiwa dan raga..
Dan aku berharap dan berdoa semoga ketika kita meninggalkan/ditinggalkan, kita berada dalam keadaan siap.
Semoga kita dipertemukan lagi di Syurga nya, tanpa terkecuali, di tempat terbaik. Aamiin..


Komentar

Postingan Populer