Little Women
Rasanya ga tahan banget pengen nulis tentang film yang satu ini padahal hari ini hari pertama elearning dan ada beberapa deadline yang harus aku kerjain segera, tapi disinilah aku. Okay, buat yang belum tau film apa ini, Little Women adalah film adaptasi dari salah satu karya novelis klasik Louisa May Alcott pada tahun 1868 dan 1869 dalam dua volume, dengan judul yang sama. Little Women sendiri sudah beberapa kali di adaptasi ke layar kaca maupun serial TV, dan film terakhir tahun 2019 yang disutradari Greta Gerwing yang dikenal sebagai sutradara Lady Brid yang dimana pemeran utama dalam film tersebut juga Saoirse Ronan. Film Little Women ini berhasil masuk kedalam jajaran film Box Office.
Little Women sendiri bercerita tentang sebuah kehidupan 4 saudara perempuan yang tinggal di New England setelah Perang Saudara Amerika Serikat. Keempat bersudara ini merupakan satu keluarga bernama March yang terdiri dari Meg, Jo, Beth, dan Amy. Dalam cerita keempat dari mereka memiliki tekad mereka masing-masing dalam kehidupan mereka ditemani dengan Marmee sosok ibu mereka yang setia mengurus rumah dan keluarganya ketika ditinggal oleh sang suami yang sedang berjuang di medan perang. Keluarga March bukanlah termasuk kedalam keluarga bangsawan namun hal ini tidak menghentikan mereka untuk peduli dengan orang disekitar mereka.
Di
versi yang kali ini penggambaran ceritanya berbeda dengan film-film sebelumnya,
film ini mengambil metode non-linear dalam penceritaanya. Hal itu yang membuatku
sangat bingung dengan alur ceritanya dan tidak bisa mengambil makna dari film
tersebut (atau mungkin aku yang terlalu bodoh :3), berkali-kali menonton ulang
membuatku mengatahui alur dari cerita ini terlebih aku pun menonton film versi
tahun 1994.
Film
Little Women tahun 1994 jauh lebih bisa ku pahami, dari penggambaran karakter
sampai alur. Dari film ini aku baru mengetahui fakta bahwa Amy adalah anak
terakhir, yang selama ini ku pikir Beth lah yang terakhir, mungkin karna karakter
Beth ini cenderung pendiam dan pemalu sedangkan Amy cenderung sebaliknya (Ini
alasan pentingnya membaca sinopsis film sebelum menonton). Di film tahun 1994
ini karakter Amy diperankan 2 aktris, itu sangat memperjelas bahwa dia adalah
termuda.
Little
Women menjadi salah satu list dari Comfort Movie ku, namun sebelumnya aku
selalu ragu tiap kali ingin menonton ulang film ini, karna dimenit pertama film
ini terkesan sangat dark dikarenakan filter yang digunakan, membuatku takut
untuk menonton karna enggan untuk bersedih. Namun pada saat itu aku memaksakan
diriku untuk menontonnya kembali, karna aku merindukan akting Saoirse Ronan.
Jika
kalian sudah menontonnya pasti kalian menyadari perbedaan timing waktu di film
ini, seperti yang tadi ku sebutkan nuansa dark digunakan di menit pertama film
yang menandakan penggambaran waktu 7 tahun mendatang, sedangkan nuansa cerah
menggambarkan timing 7 tahun sebelumnya.
Filter
pada film ini juga menggambarkan kondisi dan situasi dalam alur cerita. Sama
halnya seperti yang dirasakan semua orang, masa muda adalah waktu terbaik. Tidak
ada beban dalam hidup, hidup dengan banyak ketidak tahuan mengenai dunia dan
kekejaman alur dunia, kepolosan yang membuat hidup sangat ringan dan
menyenangkan. Sedangakan beranjak dewasa dan menjadi dewasa adalah fase yang
sangat menekan mengetahui segala hal, merasakan segala hal, mencari sesuatu
untuk bisa bertahan hidup sekaligus mempertahankan kebahagiaan bukanlah hal
yang mudah.
Film
ini mengingatkan aku bahwa hidup itu tidak semudah seperti yang kita bayangkan
dimasa remaja kita, harapan-harapan konyol dan tak realistis kita akan gugus
saat kita semakin mengetahui dan merasakan kondisi realitas kehidupan. Karena
kehidupan ialah medan perang kita.
Karakter Cerita :
Meg (Margaret March) saudari tertua dari March bersaudara, dikenal
sangat cantik, anggun, paling berkepribadian feminim. Memiliki ketertarikan
dengan hal-hal glamor, barang-barang mewah, makanan yang lezat. Awalnya aku meyakini
Meg akan menikahi pria kaya/bangsawan yang dapat meninggikan derajat keluarga
mereka, tetapi berakhir dengan menikahi pria miskin yang ia cintai yaitu John
seorang Guru sekolah dan tutor pribadi Laurie. Hal ini membuat hidupnya sangat kesulitan dalam hal
finansial. Karakter Meg diperankan oleh Emma Waston.
Jo (Josephine March) karakter utama dalam cerita sebagai anak kedua dari
March bersaudara, dengan karakternya yang kuat dan penuh semangat membaranya yang
membuatku menilai bahwa dia adalah seorang Alpha dalam March bersaudara.
Ketertarikannya dengan menulis dan membaca membuatnnya bermimpi untuk menjadi
penulis dan menjadi independen berakhir dengan menjadi guru anak-anak di New
York dan penulis lepas untuk cerita pendek koran dengan penghasilan yang tidak
banyak, penolakan atas ceritanya pun bukan hal yang jarang terjadi. Karakter Jo
diperankan oleh Saoirse Ronan.
Beth (Elizabeth March) anak ke 3 yang digambarkan sebagai karakter terbaik
dibanding 3 saudarinya yang lain, sering disebut sebagai “angel in the house”. Pendiam, pemalu, baik hati bagaikan malaikat.
Beth memiliki keterarikan dengan musik, ia mahir bermain piano. Ia jatuh sakit
dimasa remajanya akibat tertular penyakit setelah ia mengunjungi rumah keluarga
miskin yang kesulitan akibat sakit keras. Hal ini membuat daya tahan tubuh Beth
sangat lemah, Beth menjadi satu-satunya yang tetap tinggal dirumah ketika semua
saudarinya manjalani hidup mereka masing-masing. Karakter Beth diperankan oleh
Eliza Scanlen.
Amy (Amy March) anak terakhir yang memiliki karakter angkuh, manja,
dan semangat tinggi. Amy memiliki ketertarikan dalam bidang seni lukis, ia
sangat mahir dalam menggambar dan melukis hingga Aunty March tertarik untuk
membawa Amy ke Eropa untuk menuntut ilmu dibidang seni visual sekaligus menaru
harapan agar Amy bisa meninggikan derajat keluarganya, ia bercita-cita ingin
menjadi seorang seniman namun ia merasa harus menguburkan cita-citanya tersebut
untuk menikah dengan pria kaya/bangsawan agar ia bisa menafkahi keluarganya.
Karakter Amy diperankan oleh Florence Pugh.
Cara kerja dunia itu sangat keras.
Terutama
untuk seorang yang terlahir menjadi perempuan, di timeline film ini yaitu pada
tahun 1890an posisi perempuan masih sangat dibawah. Perempuan tidak bisa
melakukan banyak hal terutama jika menyangkut karir/mencari nafkah. Satu-satunya
cara yang bisa dilakukan perempuan pada zaman itu ialah dengan menikahi pria
kaya/bangsawan.
Seperti
yang sudah ku sebutkan tadi, Amy ia dipersiapkan oleh Aunty March untuk menjadi
Wanita yang layak untuk dinikai bangsawan.
Pada
zaman itu pun pendidikan untuk perempuan masih jauh dari kata layak,
diskriminasi sering terjadi. Hanya tersedia sekolah khusus laki-laki,
universitas yang dipenuhi laki-laki. Sedangkan perempuan dinilai lebih baik
belajar dirumahnya sediri bukan disekolah.
Cara
dunia itu sangat keras, kita sangat membutuhkan sebuah penyokong/Privilage
untuk bisa mencapai hal tersebut. Persis seperti yang dikatakan Aunty March
kepada Jo, kita semua membutuhkan penyokong untuk mencapai hal yang kita
inginkan didunia. Namun Jo menolaknya dengan alasan ia ingin sukses dengan cara
dan kerja kerasnya sendiri.
Hasilnya, Jo membutuhkan banyak kerja keras yang sangat lama untuk mencapai hal itu.
Berhenti sejenak ketika lelah.
Jo
kehilangan semangatnya untuk menulis dan memilih untuk berhenti menulis ketika
kerja kerasnya tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Berhenti dan kembali ke
rumah bertemu dan menjaga Beth yang saat itu kembali jatuh sakit dan kondisinya
yang semakin memburuk, Beth sebagai saudari yang menyayangi Jo dan sangat
mengenal Jo sangat sedih dengan keputusan Jo berhenti menulis, dengan dorongan
penuh dari Beth dan semeninggalnya Beth akhirnya Jo mulai menulis kembali dan
berhasil mencetak novel pertamanya dengan judul ‘Little Women’ yang
menceritakan tentang kehidupannya dan ketiga saudarinya.
Funfact; Diketahui karakter Jo ini sangat mirip dengan sang
penulis Louisa May Alcott, dan dikabarkan novel Little Women diambil dari kisah
nyata sang penulis yang didukung dengan beberapa fakta dimana penulis memiliki
3 saudari perempuan.
-
Film ini sangat menyentuhku dan menyadarkan aku tentang jalan hidup, realita hidup. Kini usia ku beranjak 22 tahun dalam kurun waktu 3 minggu lagi, akupun sudah menjadi mahasiswi semester akhir. Aku harus bisa mulai mempersiapkan diriku untuk memasuki realita kehidupan yang kejam ini. Memperkuat benteng karna orang-orang yang berhasil bertahan ialah seseorang yang memiliki semangat juang sama seperti halnya Jo, kesabaran sama seperti halnya Meg, kekuatan sama seperti halnya Beth, dan keikhlasan sama seperti halnya Amy.
Sincerely, Nazilah
December 2nd, 2021
Komentar
Posting Komentar