11 Years Friendship.

Hai, surat terbuka untuk teman-temanku yang sudah menemani, bersenda gurau, menangis, amarah, labil bersama ku selama 11 tahun terakhir ini.



Inong - Riska


Just leave the page if you guys can't read my cliche words.


I need to say a thank you for you guys.

11 tahun pertemanan kita terjalin sudah, dan jujur gua masih ga ngerti kenapa kalian masih mau jadi temen gua. Kalian salah satu orang yang tau gua, fisik gua, kekurangan gua, dan keanehan gua. Tapi kenapa kalian masih mau nerima gua? Kek ga ngerti, ga mencoba untuk merendah tapi, i def have nothing. 

Ketika banyak orang yang menjauhi gua karna penampilan gua yang super cupu, jelek, item/dekil, super pendiem dan otak yang seret selalu dapet nilai 5 kebawah di mata pelajaran MTK dan Fisika, kenapa kalian masih mau jadi temen gua?

Ditambah personality gua yang acak kadul, sering baper, dan cepet marah. Kok kalian masih mau nemenin gua si? Berkali-kali gua melakukan kesalahan, dari kesalahan kecil sampe kesalahan fatal, tapi kenapa kalian masih mau nerima gua? Gua aja suka benci dan capek sama diri sendiri, tapi kalian tetep mau ngedukung gua. Makasih karna kalian selalu ada disisi gua, disetiap situasi, dari titik terendah pertama gua, sampe titik super paling terendah gua, dan gua rasa titik terendah akan terus datang di masa depan.

Maaf gua masih suka egois sama kalian, emosi gua ga stabil, gua suka mengecewakan kalian. Makasih karna kalian ga menilai gua ketika gua lagi ga stabil. 

Mungkin kalian akan bertanya-tanya, 'Si Jiloh mengapa nih?' 'Si Jiloh pasti overthinking lagi, negative thinking lagi'. IYA, gua lagi overthinking. wkw.

berawal dari trending TikTok yang mengangkat persoalan 'Perempuan cantik saja yang kan dipilih jadi nomor satu' dimana pengalaman kaum hawa yang pernah jadi bahan oper-operan pas pengen nebeng ke para kaum adam.

And, i do really relate that. Gua pernah digituin dulu, dan sering pas di jaman-jaman SMP, dari situ gua mikir "Seburuk itukah gua?". Gua terlalu buruk untuk dipilih, bahkan bukan hanya itu. Gua pun dulu sering dijadiin bahan becandaan sama ciwi-ciwi hits angkatan kita, yang menempatkan gua sebagai anak idiot. 

Tapi kenapa kalian ga malu temenan sama gua? Kenapa kalian mau? Kenapa kalian tetep mau temenan sama anak idiot kaya gua? Kalian ga malu?

Bukannya gua haus validasi, tapi kadang gua suka mikir aja 'kok bisa si?'.

-

Masing-masing dari kita punya kepribadian yang berbeda, konflik bukan hal yang baru lagi bagi kita. Segala pertempuran dan pertengkaran udah pernah kita lewatin, dan anehnya masing-masing dari kita ga bisa saling membenci maupun pergi.

Pasti pernah kan tersirat dipikiran kalian untuk ngudahin pertemanan ini. 'Kayanya kita emang ga cocok deh' 'Kita terlalu bertolak belakang' bener ga? apa cuman gua doang?

Tapi kita ga pernah bisa, pasti balik lagi. Mau sebesar apapun permasalahannya.

Terutama untuk gua dan inong, kita kenal dari SD kelas 5, dan First Impression kita sama-sama jelek. Tapi lu jadi salah satu orang terdekat gua sampe detik ini.





Dibandingkan gua sama riska, gua punya banyak bahkan segudang perbedaan dari lu nong. Dari kepribadian/sikap, cara berpikir, cara berbicara, kesukaan, kebiasaan, dll. Dari SD sampe sekarang pertemanan kita itu penuh sama pertengkaran. Surat-suratan dikelas supaya bisa saling marah dan membela diri masing-masing, sampe pertengkaran hebat diusia beranjak dewasa yang selalu memakan waktu bulanan untuk baikkan lagi.

Yang satu maunya kaya gini, tapi yang satu kekeh mau kaya gini. DUAR meledak.

Tapi emang anehnya, masing-masing dari kita ga bisa ngelupain dan pergi gitu aja. Pada akhirnya kita pun saling support dan melengkapi dengan cara ala kita, yang kadang perbedaan 'cara' itu yang menjadi sumber dalang keributan diantara kita.

Terus riska, kita kenal dari kelas 3 SD, tapi ngerasa ga pernah cocok karna perbedaan kita pada kala itu. Lu tipikal orang yang humoris, super percaya diri, blak-blakan, pecicilan, dan si jagoan. Kita baru main bareng lagi pas kelas 2 SMP, impression gua pada saat itu lu tau apa? 

"Riska itu anaknya ga bisa diem, sering jadi pusat perhatian, dan super humble. Beda banget sama gua, kayanya kita ga cocok (Gua insecure dan awkward banget)"

Tapi BAM! we have a lot a same things. Bener ya kata orang, 'Tak kenal maka tak sayang'.



Dari sini gua belajar banyak hal, entah bener atau engga. Tapi gua merasa perbedaan itu yang mengikat kita, masing-masing dari kita memang tidak ada yang sempurna, masing-masing dari kita punya kekurangan, masing-masing dari kita pasti punya beberapa hal yang tidak kita sukai. Ga selamanya kita selalu sejalan, ga selamanya kita selalu tertawa menghibur.

Perbedaan itu adalah anugerah yang diberikan untuk kita belajar. Belajar untuk saling mengerti, untuk saling menyesuaikan. Saling menurunkan ego demi kebaikan bersama.

Kita masih belum sepenuhnya sempurna, karna pada dasarnya makhluk tuhan itu ga ada yang sempurna. Tapi bukan berarti kita akan ngestuck dan hanya meratapi kekurangan kita aja, gua yakin masing-masing dari kita berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.


Everything happen for a reason.


Dari diri gua yang super sensitif dan baper, diharuskan untuk menahan kebaperan gua.

Dari diri inong yang blak-blakan dan emosional, diharuskan untuk lebih mengontrol diri.

Dari diri riska yang sensitif, diharuskan untuk memberikan lebih pengertian. Well lu adalah yang paling sabar dan rasional diantara kita bertiga, bisa dibilang lu yang terbaik diantara kita sama halnya kaya Beth di Little Women, lu selalu jadi penengah diantara kita. Makasih loh ris wkwk, pasti capek ya? maafkan tingkah kita ya :"

-

Masing-masing dari kita ga sempurna, tapi gua yakin masing-masing dari kita sudah dan akan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.

Entah apa lagi yang akan datang menghampiri kita, tapi gua harap kita semua bisa hidup dengan baik dan berbahagia dengan cara kita masing-masing.


February 16th, 2022

Sincerely, Nazilah.





















Komentar