22, Everything will be alright.

25 Desember kemarin merupakan hari kelahiranku, and let me introdice myself properly.

Hi! My name's Nazilah and I am turning from 21 to 22 this year. So Yeaahhh.. Welcome to the club :

22; we're happy, free, confused, and lonely at the same time.

Seperti biasa, semakin dewasa atau semakin berkurangnya umur, semakin kita bisa tau dan merasakan hal terpenting dari peringatan hari kelahiran itu. Dari awal bulan Desember ini aku tidak hentinya merefleksikan diriku dan menintropeksi diriku tentang 'Apa yang telah aku lakukan selama umur 21 ini?', dan jawabanya sangat beragam. Seringkali aku berada dalam fase krisis jati diri, insecure, angry issue yang masih sulit dikendalikan dan tak lupa overthinking. 



Aku menghabiskan tahun ini dengan stay at home along day, sesekali pergi keluar rumah untuk kegiatan mingguan dan tanggung jawabku sebagai anak, mahasiswi, dan anggota club. Tapi itu tidak menghalangiku untuk belajar banyak hal, karna jujur tahun ini aku belajar banyak sekali hal baru dan mendapatkan banyak pengalaman baru juga. Ga lupa nonton banyak film dan series, tahun ini aku bikin challege nonton 100+ movies/series in 2021. Lols.

Pertamakali memimpin kelompok besar.

Tahun ini aku resmi ditunjuk sebagai ketua divisi klub kampus ku yaitu Carika Amarilis, kalian tau? aku tidak pernah sama sekali menyangka tentang hal ini. Jika kalian teman real life ku pasti kalian tau sebab kenapa aku tidak pernah menyangka hal ini. Yah.. aku adalah seorang Introvert yang sangat pemalu dan benci spotlight, sulit mengungkapkan apa yang ingin aku bicarakan dan cenderung gagap ketika berbicara. Aku telah banyak berpikir tentang ini dan pada awalnya aku sangat ragu dan ingin menolak karna aku merasa sangat tidak pantas untuk menjadi ketua divisi, bagaimana tidak? aku ini adalah seorang anak yang sangat pendiam dan jarang berbicara didepan umum, terbiasa disokong oleh orang lain dan cenderung terbiasa menjadi pengikut. Namun lagi disisi lain diriku merasa bahwa aku bisa dan ini adalah hal yang sangat ingin aku coba sekali dalam hidupku. 

Lalu apakah semua ini berjalan dengan baik setelah aku menerima tawaran itu? Tentu tidak!

Berkali-kali aku melakukan kesalahan, entah kesalahan kecil maupun kesalahan besar sekalipun. Sempat berpikir untuk menyerah saja namun selalu ku ingatkan kepada diriku mengenai tujuan dan alasan terbesarku mengambil kesempatan emas ini, dan itu yang membuatku tetap bertahan. Aku selalu mengingatkan diriku bahwa :

'Hidup ini adalah tempat kita untuk belajar'

'Melakukan kesalahan tidak akan membuat diri seseorang menjadi buruk, semua orang harus melakukan kesalahan untuk belajar menjadi lebih baik lagi'

Percaya atau tidak itu adalah magic words bagiku saat itu dan kini. Tiapkali berada dalam tekanan pilihan yang sulit aku akan melakukan break, memberikan sedikit jeda waktu untuk relax dan menjernihkan pikiran sampai akhirnya jawaban itu yang datang menghampiriku.


A bit of tremor.

Kalian pasti udah ga asing dengan kalimat :

'Practice make it better' 'Bisa karna terbiasa'

Itu sungguh terjadi pada diriku dan aku merasakannya, sekali lagi aku katakan aku adalah anak yang sangat pemalu dan penakut, karna aku punya social anxiety dimana aku sangat takut dengan pendapat orang lain dan merasa sangat tidak percaya dengan diri sendiri, jika berada dalam situasi sosial aku akan merasa panik, berdebar, hingga tremor yang kadang sulit dikendalikan, bahkan aku tidak jarang menangis akibat itu.

Namun setahun ini aku selalu mencoba untuk melawan rasa takut dan kecemasan ku mengenai society, aku selalu menanamkan pikiran bahwa 'people don't care' apapun yang kamu lakukan dan kamu gunakan mereka hanya akan menganggapnya sebagai angin berlalu sampai yang benar-benar tidak peduli. Karna itulah pandanganku kepada orang lain, ketika mereka melakukan sesuatu apapun itu aku jarang sekali peduli dengan mereka semua, entah mungkin karna aku terlalu sibuk memikirkan diriku sendiri.

Teringat kali pertamaku melakukan penampilan perdanaku sebagai penari, aku sangat panik dan tidak bisa mengendalikan perasaanku hingga aku mempermalukan diriku sendiri. Aku tidak ingin makan maupun minum, selalu menyembunyikan wajahku yang masih gemetar.

Perdana tampil di EXPO HIMA kampus tahun 2019.

Acara peresmian rumah mahasiswa ORMAWA kampus tahun 2021.

Acara unjuk gigi KJD tahun 2021.

Sampai sekarang aku masih sering mengkhawatirkan penampilanku dipanggung namun tidak separah kali pertama, kedua sampai ketiga. Aku bisa mengendalikan diriku dan merasa enjoy dengan situasi yang sebelumnya membuatku tertekan dan panik. Walau sesekali tremor tetap muncul dipertengahan penampilan.

I am the villain of some people story.

Tahun ini aku kehilangan banyak sekali teman, dan semua akibat daripada diriku sendiri dan aku mengakui semua itu. Semua karena overthinking ku yang terkadang sulit dikendalikan, ditambah dengan personality ku yang terkenal sangat acuh dan tidak tau bagaimana memberikan reaksi tepat pada suatu situasi.

Lagi-lagi aku melakukan banyak kesalahan, aku kewalahan dengan diriku sendiri, tidak mengerti dan mulai membenci diriku sendiri. Feel lost merupakan hal yang rutin terjadi, seasonal depression juga menemaniku di hari-hari berat, membuat semuanya terasa hancur dan pecah. Akhirnya aku memutuskan untuk melakukan konsultasi dengan seorang psikolog yang kutemukan lewat internet.

Apa aku menjadi lebih baik setelah ke Psikolog?

Well, tentu. I saw a spark of sunshine in my eyes, the air feels so great and sweet. I told you guys. Walaupun bisa dibilang aku tidak begitu cocok dengan psikolog yang kutemui saat itu karna aku sempat merasa sangat tertekan saat sesi konsul aku sulit menjelaskan keadaanku dengan baik dan benar, dan mungkin karna overthinking ku aku merasa saat itu psikolog ku terlalu menjudge diriku, aku merasa sangat unsafe. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan psikolog pertama yang ku temui beberapa tahun yang lalu. Walau begitu dia telah memberikanku sebuah magic word yang sangat menyelamatkanku.

'Berikan setidaknya 70 alasan mengapa' 

Kalimat itu benar-benar menghilangkan semua pikiran burukku tentang banyak hal yang ku cemaskan selama ini.

Pola pikir akan terus dibongkar pasang.

Aku ini gadis 22 tahun yang berusaha untuk menyelesaikan kuliahku tepat waktu dan mendapatkan pekerjaan yang bisa memberikan support secara finansial kepada keluarga. Aku masih belum sepenuhnya mengenal dunia, dunia yang sesungguhnya, yang digandangkan sebagai dunia yang keras. Perubahan pola pikir dan bongkar pasang pola pikir akan terus berlanjut, begitu juga dengan prinsip hidup, ada beberapa prinsip yang sifatnya mutlak dan begitu juga sebaliknya.

Jadi jangan merasa rendah diri dan menganggap diri ini sangat aneh/freak karna masih selalu labil dengan pilihan hidup dan pola pikir yang berantakan.

-

Karena hari kelahiranku berada dipenghujung tahun, maka ini akan menjadi sebuah tulisan refleksi akhir tahun.

2021 berlalu begitu saja, menyambutnya dengan dengan senang hari dan mengakhirinya dengan ikhlas hati.

Di usia 21, fokus perubahan yang ingin  ku lakukan ialah bersikap bodo amat. Ada beberapa momen dimana aku sering menangis sendirian di malam hari, bukan karna pertengkaran ataupun patah hati, melainkan karna kecemasanku terhadap kondisi sosial. Aku tidak tau bagaimana caranya berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang baru, selalu diam seribu bahasa ketika berada dalam lingkungan baru. ditambah momen itu aku masih sering membandingkan diriku dengan diri orang lain, aku merasa bahwa normalnya 'manusia' ialah yang bisa dengan nyaman bersosialisasi dengan orang banyak, humble, dan ceria yang tentu sangat bertolak belakang dengan diriku.

Seperti yang sudah ku sebutkan aku sudah berhasil menerapkan hal itu tahun ini, menjadi jauh lebih baik dan akan terus menjadi lebih baik (ku harap), ini pun menyangkut dengan pengalamanku memimpin kelompok besar. Aku bisa menjadi lebih tenang dan bisa sedikit bercakap-cakap dengan orang lain, juga mengasah diriku dalam hal menentukan sesuatu.

-

Sudah cukup panjang tulisanku kali ini mari kita akhiri.

Kesimpulannya, merasa kebingungan, sendirian, dan kehilangan diri itu adalah hal yang normal terjadi, semua orang pernah merasakannya yang perlu kita lakukan ialah menerima segala perasaan kita dan mengobatinya dengan cara yang sesuai dan baik. Jangan pernah merasa buruk hanya karna telah melakukan kesalahan, karena kesalahan terjadi untuk dipelajari bukan diratapi. Labil dan emotions unstable itu hal yang normal di usia awal 20an, kedewasaan dan waktu kedewasaan seseorang tidak bisa ditetapkan karna lagi-lagi manusia itu kompleks. 

Jadi, pesanku untuk diriku diusia 22; take it slow, jangan terburu-buru nikmati segala prosesnya, jangan jadikan hidup sebagai ajang kompetisi 'siapa yang paling'. Lakukan segala hal yang membuatmu senang, terus mencoba dan belajar hal baru, kembangkan segala potensi dan bakat yang ada dalam diri. Jangan lelah untuk terus mengintropeksi diri dan berpikir serasional mungkin. Pusatkan fokus pada satu tujuan terpentingmu dan selesaikan. Lagi-lagi, jangan takut akan melakukan kesalahan, satu kesalahan akan membuatmu jauh lebih berkembang. Dan terakhir keluarlah dari zona nyamanmu dan tentukan kebahagiaanmu sendiri.

Last word; i hope you have a very happy life.


Sincerely, Nazilah.
Saturday, December 25th 2021



Komentar