tidak ada kebenaran.

Oke, sudah lama sejak terakhir kali aku menulis di Blog ini, alasannya karena ketidak percayaan ku terhadap kapasitasku untuk menulis sebuah tulisan di blog pribadiku yang tentu (kemungkinan besar) hanya diriku yang membacanya. Baru saja aku menyelesaikan buku The subtle art of giving a f*ck by Mark Manson, tentu banyak sekali hal yang kupelajari dari buku ini, salah satunya ialah mengenai 'Kebenaran' sesuai dengan judul dari tulisan kali ini, dari buku ini aku mulai tergerak lagi untuk menulis.

Jadi sesuai dengan judul, akhir-akhir ini aku terus menerus mempertanyaan beberapa hal pada diriku yang tanpa ku sadari telah mengacaukan pikiranku dan kepercayaan diriku yang selama ini ku bangun sedikit demi sedikit. Itu mengenai kebenaran.

"Apa aku cukup menguasai suatu informasi/isu yang baru saja ku pelajari?"

"Apa aku benar-benar sudah menguasai informasi/isu yang sudah lama ku pelajari?"

"Apa opini ku terhadap suatu hal itu valid?"

"Apa selama ini aku kurang menganalisis suatu informasi/isu baru dan hanya menelan mentahnya?"

"Apa pemikirian ku selama ini benar?"

"Apa pola pikir ku sudah 'sehat' sehingga diriku berani untuk beropini?"

Aku benar-benar lost kali ini, aku benar-benar tidak bisa berpikir, i mean lebih tepatnya tidak percaya diri dengan apa yang ku pikirkan. Hal ini terjadi ketika seseorang dengan tajam mengkritik pola pikirku, aku berusaha menerima kritikannya namun akhirnya tumbang juga. Aku jadi berpikir "apa benar itu adanya?seburuk itukah" dan mulai memutuskan hal bodoh yaitu berhenti belajar dan berpikir (opini), dan juga langsung melabeli diriku sendiri sebagai yang orang bodoh yang tidak berkapasitas. 

Ini menjadi salah satu kegagalanku, yang jika dipikirkan lagi aku pun tidak tau dimana letak kegagalanku. Tapi setelah kupikir-pikir kemungkinan letak kegagalanku berada dimana aku gagal menjadi 'benar' dimata orang lain. Terdengar menyeramkan, karna pada dasarnya tidak ada yang benar-benar 'benar' terhadap sesuatu. Tapi sekiranya itulah yang aku rasakan, mungkin juga bisa diartikan kegagalanku ini berada dimana aku gagal menjadi kritis dan gagal untuk mengelola sesuatu.

Seperti yang ku tulis di Permulaan Blog ini, bahwasannya opini itu tidak berarti benar, opini bisa salah  dan bisa juga benar, opini setiap orang bisa berubah sepanjang perkembangan setiap orang. Aku meyakini setiap orang memiliki pola pikrinya masing-masing, jika seseorang beropini tentang sesuatu yang diyakininya paling benar/masuk akal belum tentu dirasakan orang lain, bisa jadi sebaliknya. Dan inilah yang ku alami beberapa minggu yang lalu. Terlalu berfokus pada kritikan sampai lupa untuk berpikir jika itu hanyalah sebuah opini, jika kita berani beropini maka kita juga harus berani mendapatkan kritikan/penolakkan atas opini kita, entah kritikan itu tajam/lembut. Di saat itu aku tidak bisa mengatasi kritikan dengan baik, tidak bisa mengatasi penolakan tajam dari seseorang.

Selain itu, kesalahan lain yang aku lakukan ialah, aku berhenti belajar. Pada saat itu aku sedang melakukan beberapa riset melalui beberapa platform, mengumpulkan beberapa materi yang ingin ku perdalam lagi. 

Dan kesalahanku yang berikutnya yaitu, aku terlalu excited dengan topik yang baru kutemukan dan membuatku ingin cepat-cepat sharing kesalah satu orang yang menurutku worth it untuk diajak diskusi. Persis yang kukatakan sebelumnya, ini tidak berjalan baik.

Orang-orang meragukan ke-valid-an informasi yang ku dapat, mungkin karna imaje ku yang membuat ini semua terasa tidak meyakinkan. Beberapa orang tidak mempercayaiku jika aku benar-benar mempelajari sesuatu menggunakan banyak sumber, karena beberapa orang meragukan kapasitasku untuk mengumpulkan itu semua.

Namun sungguh aku sangat bersyukur, dengan adanya pengalaman seperti ini benar-benar membuat diriku berpikir untuk menjadi orang lebih berhati-hati, dan terlebih dahulu mengedukasi diriku sendiri sebelum akhirnya mengajak seseorang untuk ikut berdiskusi mengenai sesuatu. Juga, pentingnya mengidentifikasi orang-orang yang ingin kuajak berdiskusi, karna dari sini aku baru betul-betul sadar bahwasanya setiap orang memiliki ketertarikannya masing-masing, tidak semua orang juga menyukai apa yang kulakukan, tidak semua orang tertarik dengan apa yang ku pikirkan. Tidak semua orang bisa menerima suatu informasi/isu baru, tidak semua orang bisa berpikir terbuka akan sesuatu hal.

Tulisan Mark dalam bukunya ini benar-benar menghangatkan diriku, memberikanku semacam dorongan untuk melanjutkan apa yang telah ku mulai. Membuatku merasa aman dengan persoalan 'kebenaran', dan mempertanyakan ulang tujuanku dalam melakukan sesuatu.

Ia menuliskan "Dan karena Anda dan saya dan orang lain semuanya memiliki kebutuhan dan sejarah pribdai serta situasi hidup yang berbeda, kita semua tidak bisa tidak, akan memiliki jawaban "benar" yang berbeda mengenai arti hidup kita, dan bagaimana itu seharusnya dihidupi" Karena itu aku sadar tidak ada yang benar-benar 'benar' dihidup ini, selain kematian (dan adanya tuhan).

.

Sampai saat ini aku belum bisa mengangkat sesuatu topik berat di blog ku karna rasanya memang berat sekali, dan butuh effort besar untuk menganalisis sesuatu secara menyeluruh. Selama ini aku hanya menyimpan semua pemikiranku terhadap sesuatu di otakku dan tentu di akun Twitter ku dan di jurnal ku, keduanya adalah safe place ku. Karena pada dasarnya aku terlalu tidak percaya diri untuk dikritik orang lain dan takut akan melakukan kesalahan. Aku terlalu sering berpikir apa yang orang pikirkan itu lebih benar dan lebih penting dibanding dengan yang ada dalam diriku. Itu adalah poin penting yang harus ku lawan dan kurubah sampai saat ini.


Komentar

Postingan Populer