seperti mayat hidup.



Di masa pandemi ini dan ditambah kasus covid-19 yang semakin meroket di Indonesia, membuat pemerintah harus membuat kebijakan guna mengurangi angka pasien positif yaitu PPKM. Aku tidak banyak membaca soal ini karena bosan dan ada banyak hal lain yang harus ku prioritaskan terlebih dahulu, yaitu kuliah ku. Baru beberapa hari yang lalu akhirnya aku bisa sedikit bernafas, akhirnya ujian akhir telah selesai. Kupikir dengan berakhirnya masa semester 6 ini akan membuatku menjadi lebih lega, dan bisa memulai menata rutinitas baru ku, karena hari-hari kuliah ku ini cukup membuatku stress. Bukan karena tugas yang menupuk atau tuntutan dari dosen-dosen ku, hanya saja tubuhku sedang tidak baik-baik saja. Seringkali aku merasakan sesak didadaku hingga kesulitan untuk bernafas, Panadol Extra dan Tolak Angin menjadi teman karib ku, beberapa kali aku terjatuh pingsan karena Anemia ku, rambutku yang tak berhenti rontok (sudah setahun semenjak rambutku rontok) membuat rambutku menjadi sangat tipis, Insomnia selalu tidur setelah adzan subuh bahkan tidak tidur mengacaukan jam tidurku, dan wajah breakout. Aku tidak mengetahui pasti apa penyebabnya, entah karna aku baru saja pindah kamar? atau karena cuaca? atau hanya stress karena sudah beberapa bulan aku stay di rumah. 

I really have no idea, i'm stuck.

Aku tidak banyak menangis, yah beberapa kali menangis karna sulit bernapas. Beberapakali ibuku mengajakku untuk ke dokter, namun tidak pernah ku jalankan, itu karena aku sangat takut benar-benar takut. Pikiran ku campur aduk, seringkali aku merasa sendirian. Menahan semuanya sendirian karna aku merasa bahwa aku sadar selama ini aku hanyalah beban untuk keluarga dan teman-teman ku. Aku tidak ingin mengganggu ketenangan mereka, karena aku tau mereka semua pun merasa kesulitan dengan beban mereka masing-masing. Namun hal ini malah membuat semuanya memburuk, ketidakinginan ku mengganggu orang-orang disekitarku juga membuat diriku untuk enggan mengakui kesulitan yang sedang kurasakan pada diriku sendiri. Aku mencoba menutupinya dengan melakukan hal-hal yang paling sering ku lakukan yaitu menonton film, memang cukup menghiburku untuk beberapa saat. Namun setelah memasuki jam tidurku (tengah malam) aku selalu merasa gelisah, selalu bertanya pada diriku sendiri.

"Malam ini apa aku bisa tidur cepat?"
"Haruskah aku tidur?"
"Sepertinya aku tidak bisa tidur"
"Untuk apa aku tidur?"

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini selalu datang menghampiriku, setiap malam. Selalu merasa tidak yakin apa aku bisa tidur malam ini, dan merasa tidak butuh tidur. Namun, aku ini orang yang cukup memperhatikan kesehatanku, aku tau dampak-dampak apa saja yang akan terjadi jika aku kurang/tidak tidur, aku tau seberapa pentingnya tidur dimalam hari. Maka dari itu pikiranku selalu berdebat soal ini, sampai akhirnya adzan subuh berkumandang. Hal seperti ini sudah menjadi rutinitasku beberapa minggu belakangan, tidur setelah subuh dan bangun di jam 9 bahkan 12 siang. Dilanjut rutinitas monotonku, membuatku semakin merasa hampa dan merambat ke perasaan-perasaan lainnya.

Beberapa hari yang lalu, saat aku bersiap untuk tidur aku benar-benar merasakan kekosongan pada jiwaku, rasanya seperti mayat hidup yang tetap berusahaan untuk hidup. Keimananku semakin menurun, merasa hopeless, tidak berguna, kehilangan semangat untuk tidur sampai berpikir jika mati itu jalan terakhirku untuk mengakhiri segala keruwetan dalam diriku. Aku sudah menahannya untuk tidak terlontar dimulutku, namun pagi ini aku telah gagal. Aku merasa benar-benar tidak ada yang bisa menolongku, hidup ini memang tidak akan pernah berada dalam pihak ku, ketidakadilan. Berkali-kali mencoba untuk menghilangkan perasaan negatif ini, bangkit dan berusaha. Tetap saja, takdir, semesta, tidak pernah memihakku. 

Aku lelah. I've been lost myself again.

Pagi itu, aku terbangun pukul 7 dan bergegas ke meja belajarku, memulai rutinitasku yaitu menulis diary, bukan mengenai peristiwa yang ku alami dan ku lakukan yang ku tulis, melainkan mencurahkan segala hal yang terpendam didalam hati dan pikiranku selama berminggu-minggu.Tulisan itu cukup panjang, namun aku menarik diriku untuk berhenti menulis. Aku membaca ulang tulisan ku, dan menyadari seberapa suram diriku saat ini, seberapa sakitnya diriku ini. Aku benar-benar tidak tau apa yang harus aku lakukan untuk menyelesaikan hal ini, aku benar-benar sudah menyerah dan memilih untuk "Biarkan saja ini terjadi, biarkan saja aku merasakan hal ini, biarkan saja jika hidupku berakhir". 

Sudah beberapa hari aku sering mengabaikan pesan Whatsapp ku, aku sedang tidak bisa terikat dengan siapapu, tidak bisa berhubungan dengan siapapun. Aku hanya ini ketenangan, kembali menonton youtube seperti rutinitasku di awal pandemi ini. Mendengarkan lantunan musik dan lirik yang deep dan relate dengan kehidupan, mulai menonton video tentang reflections, aku menemukan banyak kalimat yang dalam dan menghangatkan. Mengenai perjalanan hidup seseorang, hingga perjalanan mencari kedamaian pada diri sendiri. Sama seperti yang persis ku lakukan di awal masa pandemi, hal yang merubahku menjadi diriku yang seperti sekarang (dalam hal positif), yang membantuku bangkit dari keterpurukan. Kini terjadi lagi.

Aku merasakan warna bermunculan disaat itu, mulai membalas pesan beberapa teman, berkomunikasi dengan anggota keluarga, improving sesuatu dan mulai merencanakan beberapa hal yang ingin ku lakukan. Salah satunya Webinar yang baru saja ku ikuti tadi, topiknya mengenai public speaking yang merupakan masalah terbesarku. Didalamnya, bukan hanya mengenai public speaking saja yang ku dapat, beberapa hal bisa ku kaitkan dengan masalahku saat ini. Sungguh, menenangkan. 

Satu hal yang bisa ku kaitkan dengan masalahku yaitu Kejenuhan. Bisa aku simpulkan bahwa,
Kejenuhan adalah hal yang terjadi ketika seseorang berhenti belajar/berkembang, kejenuhan adalah salah satu pemicu stress yang dialami seseorang kebanyakan di masa-masa pandemi ini. Berhenti melakukan sesuatu dalam hidup, membiarkan hidup berjalan monoton, tanpa ada ambisi/semangat untuk membuat perkembangan/perubahan dalam hidup.

Sama halnya yang terjadi denganku, beberapa minggu aku merasakan berbagai macam perasaan buruk. I've lost myself, sampai akhirnya aku mulai mengakui/memvalidasi perasaanku, memotivasi diriku sendiri untuk menonton video untuk merefleksikan diriku, dan akhirnya tergerak untuk mencari (lagi) hal yang ingin ku lakukan. Aku mulai menata hidupku kembali, bangkit kembali dengan beberapa goals yang ingin ku capai untuk membuat diriku terus merasakan semangat juang dan menghilangkan perasaan jenuh.

So guys, i've got my purpose of life back, i've got my peace, my faith, and i can see a lot of colour in my life. And of course the one more important, finally i've found myself back.

Jadi untuk kalian yang sedang merasakan kekosongan dalam hidup, aku mohon dengan sangat, jangan menyerah. Let's we look a back, what we done it, what something that really pressure you to do, create more goals in your life, try to do something new, and do always being honest to yourself because everything what you feel was Vaild. Truly.


Sincerely, Nazilah
Friday (23/07/21)


Komentar

Postingan Populer